Wisata Sejarah Dan Budaya Di Desa Bukchon Hanok. Desa Bukchon Hanok di Seoul, Korea Selatan, merupakan salah satu destinasi wisata sejarah dan budaya paling otentik yang masih bertahan di tengah kota modern. Terletak di antara Istana Gyeongbokgung, Istana Changdeokgung, dan Kuil Jongmyo, area ini menyimpan sekitar 900 rumah tradisional hanok dari era Joseon yang berusia ratusan tahun. Bukchon, yang berarti “desa utara”, menawarkan pengalaman seperti melangkah kembali ke masa lalu sambil menikmati suasana tenang di lereng bukit. Di 2025, tempat ini semakin populer bagi wisatawan yang mencari kedalaman budaya tanpa keramaian pusat kota, sekaligus jadi spot foto favorit dengan latar atap genteng tradisional. BERITA TERKINI
Arsitektur Hanok yang Autentik: Wisata Sejarah Dan Budaya Di Desa Bukchon Hanok
Hanok di Bukchon dirancang sesuai filosofi Korea tradisional: harmoni dengan alam dan fungsi praktis. Atap melengkung dengan genteng giwa, dinding bata atau kayu, serta sistem ondol (pemanas lantai) jadi ciri khas yang masih dipertahankan. Banyak rumah dibangun pada abad ke-14 hingga ke-19 untuk keluarga bangsawan atau pejabat. Saat ini, sebagian hanok difungsikan sebagai rumah tinggal warga, galeri seni, rumah teh tradisional, atau penginapan guesthouse. Pengunjung bisa jelajahi gang sempit yang berkelok, nikmati pemandangan atap bergelombang dari bukit, atau masuk ke hanok terbuka untuk lihat interior dengan lantai kayu mengkilap dan furnitur rendah khas Korea.
Pengalaman Budaya yang Interaktif: Wisata Sejarah Dan Budaya Di Desa Bukchon Hanok
Bukchon bukan sekadar pemandangan—di sini wisatawan bisa ikut aktivitas budaya langsung. Banyak hanok menawarkan workshop membuat kerajinan tangan seperti knot tradisional maedeup, cetak blok kayu hanji, atau mencoba hanbok untuk foto. Rumah teh menyajikan teh hijau Korea dengan kue beras tteok sambil nikmati taman kecil. Beberapa guesthouse beri pengalaman menginap di hanok asli, lengkap dengan sarapan tradisional seperti bibimbap atau sup rumput laut. Tur berpemandu juga tersedia, ceritakan sejarah dari era Joseon hingga bagaimana warga pertahankan hanok di tengah modernisasi Seoul. Suasana tenang pagi atau sore hari jadi waktu terbaik untuk rasakan kedamaian seperti di masa lalu.
Tips Berkunjung dan Etika Wisata
Untuk kunjungan nyaman, datang pagi hari atau weekday agar hindari keramaian—akhir pekan sering ramai turis. Pakai sepatu nyaman karena banyak tanjakan dan gang batu. Hormati privasi warga: banyak hanok masih ditinggali, jadi jangan foto dari dekat atau berisik. Tanda “No Photo” atau “Private” harus dipatuhi. Akses mudah dengan subway ke Stasiun Anguk atau bus kota. Di sekitar, lengkapi wisata dengan kunjungi Istana Gyeongbokgung atau pasar tradisional Insadong yang jaraknya berjalan kaki. Di 2025, pemerintah Seoul terus restorasi hanok untuk pelestarian, jadi kondisi semakin terawat dan bersih.
Kesimpulan
Desa Bukchon Hanok adalah jendela hidup ke budaya Korea tradisional di tengah Seoul yang futuristik—tempat di mana sejarah Joseon masih bernapas melalui arsitektur hanok, aktivitas budaya, dan suasana damai. Kunjungan ke sini beri pengalaman mendalam tentang harmoni manusia dengan alam serta ketahanan tradisi di era modern. Bagi yang suka wisata budaya autentik, Bukchon wajib masuk itinerary Korea Selatan—tak hanya foto indah, tapi juga cerita dan rasa yang dibawa pulang. Datanglah dengan hati terbuka, hormati warga lokal, dan nikmati perjalanan waktu yang langka ini.